Palato Gingival Groove (PGG)
Laporan Kasus
- Seorang pasien laki-laki berumur 36 tahun
- Keluhan utamanya adalah sakit hebat dan mobilitas dari gigi 12.
- Pemeriksaan : adanya grade II mobilitas dengan kedalaman poket 7mm pada aspek palatal, dan groove diketahui menyebar ke permukaan akar dari CEJ.
- Pasien tersebut dijelaskan pilihan penanganannya, yaitu pencabutan dan implan gigi baru, atau pencabutan dan re-implan gigi lama. Pasien setuju pilihan yang kedua.
Pada kasus ini, penanganan yang diperlukan adalah operasi endodontik. Karena parahnya kasus tersebut, yaitu menunjukkan sakit yang hebat, mobilitas grade II, dan kedalaman kantung 7mm, penanganan yang dipilih pasien adalah re-implan intensional. Gigi tersebut dicabut dibawah anestesi lokal dan groove di hilangkan dengan flowable composite resin. Root canal dilakukan, dan gigi juga di obturasi. keseluruhan prosedur memakan waktu 10 menit 30 detik. Gigi kemudian di posisikan kembali ke tempatnya dan dilakukan x-ray untuk mengevaluasi posisi tersebut. Akhirnya composite splinting selesai dilakukan dan pasien dipanggil kembali setelah 2 minggu untuk evaluasi. Kasus ini kemudian dievaluasi kembali setelah 1 bulan dan composite splint di buka. Pasien di panggil kembali setelah 6 bulan dan pemeriksaan klinis menunjukkan tidak ada respon pada perkusi, palpasi, dan mobilitas ada dalam batas normal. Kasus ini dilaporkan menunjukkan manajemen yang efektif dari endo-perio hanya dengan pendekatan konservatif dan endodontic, yang juga secara sukses mendapatkan kembali support periodontal yang hilang. Satu hal yang penting, posisi dari lateral incisor pada posisi penting di arch di jaga sehingga dapat memulihkan estetik pasien.
- Seorang pasien laki-laki berumur 36 tahun
- Keluhan utamanya adalah sakit hebat dan mobilitas dari gigi 12.
- Pemeriksaan : adanya grade II mobilitas dengan kedalaman poket 7mm pada aspek palatal, dan groove diketahui menyebar ke permukaan akar dari CEJ.
- Pasien tersebut dijelaskan pilihan penanganannya, yaitu pencabutan dan implan gigi baru, atau pencabutan dan re-implan gigi lama. Pasien setuju pilihan yang kedua.
Pada kasus ini, penanganan yang diperlukan adalah operasi endodontik. Karena parahnya kasus tersebut, yaitu menunjukkan sakit yang hebat, mobilitas grade II, dan kedalaman kantung 7mm, penanganan yang dipilih pasien adalah re-implan intensional. Gigi tersebut dicabut dibawah anestesi lokal dan groove di hilangkan dengan flowable composite resin. Root canal dilakukan, dan gigi juga di obturasi. keseluruhan prosedur memakan waktu 10 menit 30 detik. Gigi kemudian di posisikan kembali ke tempatnya dan dilakukan x-ray untuk mengevaluasi posisi tersebut. Akhirnya composite splinting selesai dilakukan dan pasien dipanggil kembali setelah 2 minggu untuk evaluasi. Kasus ini kemudian dievaluasi kembali setelah 1 bulan dan composite splint di buka. Pasien di panggil kembali setelah 6 bulan dan pemeriksaan klinis menunjukkan tidak ada respon pada perkusi, palpasi, dan mobilitas ada dalam batas normal. Kasus ini dilaporkan menunjukkan manajemen yang efektif dari endo-perio hanya dengan pendekatan konservatif dan endodontic, yang juga secara sukses mendapatkan kembali support periodontal yang hilang. Satu hal yang penting, posisi dari lateral incisor pada posisi penting di arch di jaga sehingga dapat memulihkan estetik pasien.